Tidak terasa, sebentar lagi umat Katholik akan
kembali merayakan hari raya Rabu Abu yang jatuh pada tanggal 5 Maret 2014. Rabu
Abu yang merupakan awal dari masa berpuasa dan berpantang selama 40 hari bagi
umat Kristiani utamanya umat Katholik, tentu harus dipandang sebagai masa untuk
memperbaiki, merenung, dan meresapi atas perjalanan hidup selama ini dan
menjalani serta memikul salib kehidupan bersama-sama dengan Yesus.
Pada masa puasa dan pantang ini, umat Katholik
tidak hanya dituntut untuk berpuasa dan berpantang, namun juga menjadi lebih
baik dari waktu-waktu sebelumnya. Adalah memprihatinkan jika kita hanya menjadi
baik pada masa puasa dan pantang, dan kembali berbuat tercela atau jatuh ke
dalam pencobaan seusai ritual suci tersebut.
Memikul beban salib Kristus sendiri tidak hanya
wajib dilakukan pada masa puasa dan pantang, akan tetapi juga harus dilakukan
sepanjang hidup kita sebagai umat Nasrani. Sebagai umat Katholik kita dituntut
untuk selalu berevolusi menjadi lebih baik lagi dari hari-hari kemarin, baik
pada masa puasa dan berpantang, namun juga pada saat sesudahnya.
Diakui, tidak mudah bagi kita semua untuk
berevolusi menjadi lebih baik lagi, jangankan untuk menjadi lebih baik, sekedar
berpantang dan berpuasa saja bagi sebagian orang sudah sangat berat. Padahal
kita tidak dituntut untuk melakukan ritual puasa penuh 40 hari seperti yang
dilakukan oleh beberapa orang atau kumpulan tertentu pada umat Katholik.
Namun kita tetap harus mau tidak mau untuk
berusaha menjadi lebih baik dan jauh lebih baik lagi. Kalau tidak janji baptis
yang selalu diucapkan pada malam Paskah menjadi suatu kesia-siaan belaka. Tuhan
meski tidak marah saat kita jatuh ke dalam pencobaan, namun Dia mengharapkan
agar kita bisa bangkit kembali dan berusaha untuk memperbaiki diri serta tidak
putus asa terhadap cobaan hidup yang terus mendera.
Karena keputusasaan adalah awal dari kejatuhan
iman, dan kejatuhan iman akan menyeret seseorang jatuh ke dalam jurang dosa
yang tidak bertepi. Harus dipahami bahwa hidup itu adalah perjuangan. Dan di
dalam berjuang mengarungi kehidupan ini, kita harus menghadapi berbagai
pencobaan yang tidak kecil dan tidak sedikit.
Oleh karena itu, kita sebagai umat Nasrani,
terlebih umat Katholik, dituntut untuk selalu berusaha, berjuang dan beriman meski
berbagai cobaan hidup datang mendera. Dengan berjuang di dalam kuasa nama Nya,
niscaya tidak ada masalah yang tidak dapat dihadapi. Karena Tuhan tidak pernah
memberikan cobaan kepada umat Nya yang lebih berat dari yang umat Nya mampu
hadapi.
Selamat Berpuasa,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar